Metode translasi dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis metode yang menggunakan kurs translasi
tunggal untuk menyajikan ulang saldo dalam mata uang asing ke dalam nilai
ekuivalen dalam mata uang domestic atau metode yang menggunakan berbagai macam
kurs.
1. Metode Kurs Tunggal (Single Rate)
Metode ini sudah lama
popular di Eropa, menerapkan suatu kurs nilai tukar, yaitu kurs terkini dan
kurs penutupan, untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancer. Pendapatan dan beban
dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai
tukar yang berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Namun demikian untuk
memudahkan pos-pos ini umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata
tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode tersebut. Laporan keuangan
sebuah operasi asing memiliki domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata
uang local di mana perusahaan afiliasi asing melakukan usahanya. Suatu aktiva
atau kewajiban dalam mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang
asing jika ekuivalen dalam mata uang digunakan untuk mentranslasikan aktiva
atau kewajiban tersebut.
Contoh : Perusahaan afiliasi
MNC AS di luar negeri membeli tanah pada awal periode harga VA 1.000.000
Kurs historis : VA 1 = $1,
maka harga historis : $ 1.000.000
Tanah naik harganya menjadi
VA 1.500.000 & kurs turun menjadi $1 = VA 1,4 sehingga asset asing menjadi
$ 714.286. berarti RUGI 285.714.
Pertambahan nilai pasar
tanah menjadi $ 1.071.285 (VA 1.500.000 : VA 1,4)
2. Metode Kurs Berganda (Multiple Rate)
Metode Kurs Berganda
menggabungkan kurs nilai tukar histories dan kurs nilai tukar kini dalam proses
translasi.
-
Metode Kini-Nonkini
Berdasarkan Metode Kini-Non
Kini, aktiva lancar dan kewajiban lancer anak perusahaan luar negeri
ditranslasikan ke dalam mata uang pelaporan induk perusahaannya berdasarkan
kurs kini. Aktiva dan kewajiban tidak lancer ditranslasikan berdasarkan kurs
histories. Pos-pos laporan laba rugi (kecuali beban depresiasi dan amortisasi)
ditranslasikan berdasarkan kurs rata-rata yang berlaku dalam setiap bulan
operasi atau berdasarkan rata-rata tertimbang selama keseluruhan periode
pelaporan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan berdasarkan kurs
histories yang tercatat saaat aktiva tersebut diperoleh.
Namun demikian, metode ini
tidak mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk
mentranslasikan aktiva lancer secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas,
piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi resiko nilai
tukar.
-
Metode Moneter-Nonmoneter
Metode Moneter-Non Moneter
juga menggunakan skema klasifikasi neraca unutk menentukan kurs translasi yang
tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan kurs kini.
Pos-pos non moneter aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan persediaan
investor ditranslasikan dengan menggunakan kurs histories. Pos-pos laporan laba
rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang
dijelaskan untuk konsep kini-non kini.
-
Metode Temporal
Dengan menggunakan metode
temporal, tranlasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau
penyajian ulang nilai tertentu. Metode ini tidak mengubah atribut suatu pos
yang diukur, melainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi saldo-saldo
dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut
tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Berdasarkan GAAP AS, kas diukur berdasarkan
jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang dinyatakan sebesar
jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayar pada saat jatuh
temponya.
Berdasarkan metode temporal,
pos-pos moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs
kini. Pos-pos moneter ditranslasikan dengan kurs yang mempertahankan dasar
pengukuran pada awalnya. Secara khusus, aktiva yang nilainya dalam laporan mata
uang asing sebesar biaya histories, ditranslasikan berdasarkan kurs histories. Mengapa
demikian? Hal ini dikarenakan biaya histories dalam mata uang asing yang
ditranslasikan dengan kurs nilai tukar histories menghasilkan biaya histories
dalam mata uang domestik.
Keempat metode yang dibahas
pada satu waktu pernah digunakan di Amerika Serikat dan dapat ditemukan hingga
hari ini di berbagai Negara. Secara umum, metode ini menimbulkan hasil
translasi mata uang asing yang cukup berbeda. Ketiga metode yang pertama
(metode kurs kini, metode kini-non-kini, dan metode moneter-non-moneter) digunakan
dalam mengidentifikasikan aktiva dan kewajiban manakah yang beresiko atau dapat
dilindungi dari resiko mata uang asing. Kemudian, metode translasi diterapkan
secara konsisten dengan memperhatikan perbedaan tersebut.
Sumber :
http://tikus-tqa.blogspot.com/2011/05/translasi-laporan-keuangan.html
http://zaharast91.blogspot.com/2013/05/metode-translasi-mata-uang-asing.html